Cinta Dalam Aksara


" Bagaimana cinta dapat menghubungkanmu ke dalam sebuah budaya yang mulai luntur hilang beriringan dengan pembaharuan? "

 Zahra, begitulah dia akrab disapa Wanita yang sedikit cuek dan pendiam namun aktif di berbagai organisasi. Kemampuannya untuk menjadikan sebuah organisasi terbantu dan hidup ada pada dirinya****
Pagi ini, Zahra akan menghadiri seminar budaya Jawa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bogor, Zahra bukanlah tipe orang yang menyukai budaya dan seni, naun karena amanah organisasi yang di embannya, dia terpaksa menhadirinya.
“ Kak, ini ID Card pesertanya” Ujar laki-laki berpakaian adat jawa modern
“ Terimakasih, maaf saya ngga pake baju adat Cuma pakai jarit saja” Zahra tersenyum
“ Ndakpapa kak, monggo”  Laki-laki itu tersenyum  kembali.
Zahra agak heran, kenapa mahasiswa Perguruan Tinggi ternama itu mau ikut panitia acara seperti ini, padahal biasanya Laki-laki itu malas untuk mengikuti acara budaya seperti ini, ya takut diilang kuno, takut tidak bisa gaul dan hits seperti kebanyakan Mahasiswa lain, tapi mungkin selera.
Pada pertengahan acara, laki-laki yangmemberikan ID Card Zahra pun muncul di panggung dengan rekannya untuk berdrama, dia terkesan gagah sekali dalam menyampaikan sebuah ilustrasi generasi zaman sekarang yang terkesan mengolok-olok budaya sendiri. Dan 10 menit kemudian, dia membacakan suatu puisi.
“  Wahai pemberi teknologi.
  Adakah belas kasihanmu terhadap kami ?
Ku tahu tujuan mu bukan sebagai penindas bangsa kami,
Namun sekarang apa yang terjadi?
Pemuda kami telah kehilangan identitas !
Pemuda kami kehilangan taring !
Pemuda kami kehilangan ideologi !
Budaya...
Kami adalah budaya..
Kami luntur! Kami hilang ditelan teknologi!
Wahai penguasa teknologi ...
Apakah menurutmu budaya bukan lagi kebutuhan ?
Apalah daya kami yang hanya sebagai nostalgia saja..
Teruntuk para pemuda yang di anggap anak emas kami”
Sontak tepukan  tangan dari para peserta meluap di area aula Kampus, Zahra pun sangat terpukau dengan penampilan tadi. Dia merasa tersenggol dengan apa yang disampaikan laki-laki tadi.Zahra berfikir untuk menanyakan sesuatu .
Acara pun selesai, Zahra mencari-cari laki-laki itu di sudut-sudut aula. Dan ternyata benar, dia berada sendirian di samping sound dengan membawa keris jawa.
“ Maaf mas ini ID Card nya ditaruh dimana ya? “ Zahra terlihat berbasa-basi.
“ Dibawa pulang saja ndakpapa kak “ Laki-laki itu selalu tersenyum dengan manis, entah dia memang Jawa tulen sehingga dia sangat ramah dan sopan.
“ Oh iya, maaf mas namanya siapa ? Tadi baca puisinya bagus banget, mas nya ikut mahasiswa aktifis Budaya ya?”
“ Wah alhamdulllah iya kak, nama saya Anto Dwija , semester  5 jurusan Agroekoteknologi. Kakaknya ?” Tetap ramah dan sopan bahasanya sambil tersenyum kecil.
“ Saya Zahra mas,jurusan Ilmu komunikasi” Zahra tidak pernah seramah ini dengan seseorang karena wataknya yang selalu diam dan cuek di hadapan orang lain.
“ Maaf kak, saya ke depan dulu dipanggil ketua panitia, permisi..” Anto terlihat mempraktekan gaya sembah sungkem ala orang jawa ketika ingin pamit pergi. Zahra pun melihatnya tanpa mengedipkan mata,dia kaum akan keramahan dan kesopanan laki-laki tadi.
Sepulangnya, Zahra membuka laptop mencari profil mahasiswa yang ikut organisasi aktivifis budaya di Bogor, dan ternyata Anton Dwija merupakan Ketua Umum organisasi tersebut, membawahi 3 divisi yaitu Aksara dan Sastra Jawa, Budaya, dan Teater Jawa, dan dia juga sekaligus menjabat sebagai kepala divisi Aksara dan Sastra Jawa,sebuah kejutan yang Zahra dapatkan, dia menemukan profil Anton Dwija yang sangat membuatnya terkagum, banyak prestasi dibalik wajah polosnya itu. Zahra berniat menghbungi Anton lewat email,namun sekali lagi Zahra adalah tipe orang yang sangat menjaga gengsi, bukan Zahra namanya kalau harus menghubungi laki-laki duluan. Namun apa boleh buat, Zahra semakin penasaran dengan Anton.Tapi mungkin untuk saat ini cukup stalking saja. Perkenalan singkat itu membuat sudut pandang dan tempat tersendiri di hati Zahra, bagaimana mungkin ?

Bersambung....

Komentar

  1. ceritanya bagus. ini karangan sendiri mbak?
    kalo ada lanjutannya kabarin by email mba ya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas apresiasinya, ditunggu kak tiap akhir bulan :)

      Hapus

Posting Komentar